Hari mulai terik, debu di tanah
pun mulai mengering dan berterbangan. Namun Si Duku tetap saja berdiri di Dermaga
tersebut. Hingga ada seseuatu yang terasa di perutnya. Terasa aneh. Ternyata
perutnya mulai lapar. Manusia memang merupakan makhluk yang diciptakan penuh
dengan kebutuhan. Salah satunya kebutuhan untuk makan. Sama halnya dengan
binatang.
Si Duku meraba kantong sakunya. Syukurlah
ternyata ada uang didalamnya. Kemudian dia mengambilnya serta menghitungnya. Dia
beranjak dari tempat ia berdiri, kemudian duduk di pinggir pelabuhan sambil
menghirtung uangnya.
“Rp.500,- Rp.100,- Rp.100,-
Rp.100,- Rp.50,- Rp.25. hmmmmmm lumayan, cukup banyak. hehe ” Duku bergumam
sendiri
Ternyata uang di sakunya
berjumlah Rp.875,- cukup banyak baginya. Diapun menuju warung makan untuk
membeli makanan pengganjal perutnya.
“Buuuuu..” Duku memanggil
“yaaa nak” kata penjual
“mie nya 1 bu” kata Duku
“mie yang mana nak?” sambut Ibu
“Yang Mie goreng saja”
“ini” sambil memberikan kepada
Duku.
Duku pun memberikan uangnya
Rp.500 kepada penjual. Namun ibu itu menolak
“Maaf nak, harganya Rp.2.000”
“Mahal banget bu, kemaren saya
beli Cuma Rp.150” jawab Duku terkejut
“Hahaha, itu harga jaman dulu
nak. Sekarang semua sudah naik”
“baiklah, ga jadi saja bu. Saya
mau Singkong goreng itu saja” sambil menunjuk Singkong goreng yang ada di kaca.
“Ini nak, harganya Rp.1.000,-“
“tapi saya Cuma ada uang Rp.875
saja bu!” kata Duku miris dan sambil melihatkan uangnya kepada si penjual.
“baiklah. Ambil saja nak dan
simpan saja uangmu. Lagi pula uangmu itu sudah tidak dapat membeli apa pun lagi sekarang. Paling Cuma dapat permen” kata
ibu itu.
Duku pun kemudian meninggalkan
warung tersebut sambil memakan singkong goreng yang diberi oleh penjual tadi.
Dia semakin heran, kemaren uang Rp.875 bisa membeli makanan yang banyak, bahkan
membeli nasi. Namun hari ini membeli singkong goring yang kemaren harganya Cuma
Rp.50 pun tak cukup.
Apakah yang menyebabkan uangnya tak berlaku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar